Sekolah Menulis Online

Sekolah-Menulis Online

Cara Dahsyat menjadi Penulis Hebat

Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat

Selasa, 08 November 2011

[Reportase] Mabit bersama sesepuh TDA

Suatu ketika, awal Oktober saya ikutan Mabit di Masjid Agung Sunda Kelapa.  Pengisinya H. Nuzli Arismal, penasihat komunitas Tangan Di Atas atau TDA, yang biasa dipanggil Haji Alay, ustadz Agus dan ustadz Ibnu Jarir Lc.

Haji Alay mengatakan bahwa orang beriman wajib untuk jadi orang kaya karena bukankah rukun Islam yang lima itu perlu biaya/uang? Namun, sebelum menjadi kaya, seorang harus menjadi orang yang bertaqwa terlebih dahulu.  Taqwa dapat didefinisikan sebagai mejaga hak-hak Allah SWT atas diri kita.  Lebih dari sekedar menghindari dosa, taqwa adalah kehati-hatian seakan akan kita melewati jalan penuh onak duri.  Sehingga kekayaan yang dimiliki akan menjadi rahmat dan kebahagiaan bagi sebanyak mungkin manusia.  Sesuai dengan motto Komunitas Tangan Di Atas "Bersama Menebar Rahmat". Pak Haji pun mengatakan bahwa yang ada di dunia ini hanya dua jenis manusia, hamba Allah SWT dan hamba Taghut, yang lain tidak ada. 

Haji Alay pun menceritakan pengalaman beliau "membedah" mall-mall yang sudah rusak dan tak dipakai lagi di berbagai daerah  Sebuah Mall yang sudah tidak terpakai lagi dan berbagai bagian bangunannya rusak diisi oleh para pedagang kaki lima.  Stelah sekitar 6 bulan gratis jualan di sana, maka para pedagang itupun dimotivasi dan dibina agar bisa memiliki kios sendiri di sana.  Beliau juga menceritakan tentang pembebasan tanah yang dipenuhi preman dan gelandangan.  Tanah itu pun meningkat nilainya berkali lipat.  Beliau pun menambahkan bahwa jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat kurang, hanya sekitar 0.8 persen dari seluruh penduduknya.   Padahal, agar sebuah negara bisa sejahtera, idealnya persentase pengusaha sekitar 7 persen dari para penduduknya. 

Sebagai tambahan motivasi dan bukti kehebatan orang yang bertaqwa, Pak Haji pun menceritakan kisah Muhammad Al Fatih.  Sejak umur 11 tahun, Muhammad Al Fatih telah memiliki cita-cita untuk menaklukkan benteng Romawi.  Al Fatih pun mempersiapkan apa saja yang diperlukan secara diam-diam.  Beliau berhasil membuat para intel Romawi agar percaya bahwa Romawi tidak akan runtuh sebelum ada kapal berlayar turun dari atas gunung.  

Saat itu kekuasaan tertinggi ada di tangan majelis Syuro.  Suatu saat, diadakan pemilihan panglima perang untuk menaklukkan benteng Romawi.  Majelis Syuro pun bertanya, siapa yang sejak akil baligh belum pernah meninggalkan shalat wajib 5 waktu secara berjamaah? Sedikit yang duduk, sebagian besar masih berdiri. Saat ditanya yang tidak pernah meninggalkan sholat Rawatib dan Duha sejak akil baligh hingga hari ini, makin banyak yang duduk namun lebih banyak yang berdiri.  Saat ditanya siapa yang tidak pernah meninggalkan sholat tahajud sejak akil baligh hingga hari itu, tinggal sedikit yang berdiri.  Saat ditanya siapa yang tidak pernah meninggalkan puasa sunnah Senin - Kamis sejak akil baligh hingga hari itu, hanya satu orang yang tetap berdiri yaitu Muhammad Al Fatih.  Meskipun ada yang keberatan dan menganggap keputusan Majelis Syuro tidak rasional, namun Al Fatih tetap terpilih sebagai panglima perang. Al Fatih pun mengeluarkan segala persiapan yang telah beliau persiapkan untuk peperangan yang menetukan itu.  Termasuk kapal-kapal yang beliau sembunyikan di atas gunung.  Sehingga orang-orang Romawi berpikir mereka akan mengalami keruntuhan. 

Saat tanya jawab berlangsung, seorang penanya menanyakan sikap yang harus diambil bisa dalam berbisnis harus berhadapan dengan orang-orang yang zalim atau kurang beriman/bertaqwa.  Haji Alay pun mengatakan bahwa dalam berbisnis kita memang bisa berhadapan dengan mereka.  Namun yang penting hal-hal yang prinsipil tetap harus dijaga.  Keberadaan orang-orang bertaqwa adalah untuk menebar rahmat bukan untuk menyebarkan teror dan kebencian. 

Tidak hanya berceramah, Pak Haji pun mendemonstrasikan tes energi tubuh.  Seorang jamaah diminta maju dan merentangkan tangannya. Saat ditekan dengan kuat, lengan sang jamaah masih bisa menahan.  Namun, saat diminta minum sambil berdiri pakai tangan kiri tanpa baca basmalah, tangan yang terentang itu tak kuat lagi menahan beban. Seorang jamaah lain yang mengenakan peci haji warna putih juga dipersilakan maju.  Sang Jamaah pun diminta merentangkan tangan dan tangan itu pun ditekan.  Tangan sang jamaah bisa menahan tekanan dengan kuat dan baik.  Namun, sesudah diminta melemparkan dan menghina peci putih yang dikenakannya, tangan itu pun tak kuat menahan beban.  Demikian pula saat subjek tes memegang obat kimia atau makanan dengan bahan pengawat yang dipinjam dari para jamaah, tangan subjek tak kuat menahan tekanan.  Tes energi dengan menekan rentangan tangan, menurut pak Haji, bisa diaplikasikan dalam banyak hal.  Pak Haji juga bilang bahwa duduk bersila tidak baik untuk kesehatan dan merupakan warisan propaganda belanda agar laki2 di Indonesia pada cepat mati.  Maka, tidak mengherankan, menurut pak Haji, jika banyak jamaah jumat yang tidur karena cara duduknya salah.  Duduk yang benar dan sesuai untuk kesehatan adalah duduk simpuh seperti duduknya orang Jepang.  Duduk seperti itu ada juga dalam gerakan sholat kaum muslimin.

Haji Alay pun mempersilakan apabila diantara jamaah yang ingin bersilaturahim dan belajar lebih jauh dengan beliau, termasuk jika ingin belajar/magang bisnis atau mempelajari terapi pengobatan/penyembuhan seperti pijat getar syaraf atau terapi dengan lintah.  "Selama pak Haji masih hidup dan masih mampu silakan" demikian kata beliau.  Sehingga, walaupun ceramah sudah selesai dan sudah masuk waktu coffee break, pak Haji masih dikerumuni jamaah yang ingin bertanya banyak hal pada beliau. Termasuk ada yang minta didemokan pijat getar syaraf yang rasanya sangat menyakitkan namun baik untuk kesehatan dan peredaran darah. 

Sesi selanjutnya diisi ustadz Agus dan Ustadz Ibnu Jarir Lc.  Orang yang dikehendaki oleh Allah SWT mendapat petunjuk akan dibukakan dadanya lebar-lebar untuk menerima Al Quran.  Ustadz Agus menargetkan hafal 5 Juz Al Quran setiap bulan Ramadhan.  Beliau telah berhasil menghafal sekitar 20 juz Al Quran. 

Ustadz Ibnu Jarir mencerictakan tentang seorang orientalis terkemuka yang telah emlakukan penelitian tentang Islam terutama sejarah Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun.  Suatu ketika,  diadakan acara debat antar agama.  Kaum muslimin, karena narasumbernya berhalangan, malah diwakili oleh si orientalis.  Saat pembicara dari wakil agama lawan menghina dan mencaci maki Rasul SAW, sang orientalis pun membeberkan data-data yang dikumpulkannya selama 23 tahun.  Sesudah debat tersebut, sang orientalis makin tertarik pada Islam sehingga beliau pun memeluk Islam.  Betapa saat petunjuk hidayah itu datang, tidak ada satupun yang bisa mencegahnya,  Maha Suci Allah SWT. 

Acara mabit hari pertama pun ditutup dengan muhasabah yang dipimpin oleh Ustadz Ibnu Jarir Lc.  Saat itu, Ustadz Ibnu Jarir Lc mengingatkan jamaah, siapa saja yang masih belum merasa terbuka hatinya untuk menerima Al Quran agar istighfar.  Siapa saja yang masih enggan mempelajari, membaca dan menghafalkan Al Quran agar istighfar.  Sehingga, timbul kesadaran agar tidak lagi menyia-nyiakan amanah Al Quran tersebut.  Setelah itu, acara pun ditutup dan jamaah dipersilakan beristirahat untuk ibadah qiyamulail keesokan harinya. 

Tidak ada komentar: